Di tengah gempuran arus globalisasi dan perkembangan zaman, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) melalui Bidang III Riset, Inovasi, dan PkM (RIPKM) di bawah pimpinan Dr. Madia Patra Ismar, S.Sn.,M.Hum. terus berupaya untuk membantu dan memberikan dukungan agar ekosistem seni tradisi tetap tumbuh dan hidup di tengah-tengah komunitasnya. Tim RIPKM IKJ berhasil mewawancarai salah satu kelompok musik Samrah Betawi yang dikelola oleh Lambara Dimas Anya atau yang akrab disapa Dimas. Pemuda yang tengah menempuh jenjang S2 di Sekolah Pascasarjana IKJ ini terus berupaya agar musik tradisi tersebut tetap hidup. Berbekal dari pola pewarisan (transmisi) yang berjalan baik di keluarga Dimas sebagai penggiat musik samrah, kesenian khas Betawi itu berhasil eksis hingga kini. Sebagai generasi kedua dalam rantai pewarisan musik Samrah di Sanggar Pelangi, Dimas menjalankan beberapa strategi agar musik Samrah tidak punah dan tergerus arus perkembangan zaman. Strategi pertama adalah dengan cara mengadakan pendekatan kepada pemerintah, khususnya pada pihak Pemda DKI Jakarta untuk mendukung dan mendanai kelompok musik Samrah yang dikelolanya. Dukungan itu didapat oleh Dimas dan grup yang dipimpinnya setelah mereka berhasil meyakinkan pihak Pemda ketika tampil baik disejumlah acara yang melibatkan pihak Pemda. Dari situ, pihak Pemda selalu mengundang kelompok Samrah dari Sanggar Pelangi pimpinan Dimas pada setiap acaranya. Bahkan, pihak Pemda juga turut mengupayakan agar kelompok musik tradisi itu dapat tampil di banyak acara yang bersinggungan dengan pemerintah.
Kelompok musik Samrah dari Sanggar Pelangi bahkan tidak hanya tampil di Jakarta dan Indonesia, tetapi juga sudah sampai ke mancanegara. Strategi berikutnya yang dilakukan Sanggar Pelangi adalah dengan mengadakan pendekatan ke sejumlah generasi muda agar mereka tertarik untuk belajar musik tradisi samrah. Dimas memiliki cara khusus untuk menarik perhatian para generasi muda, yaitu dengan memasukkan beberapa unsur musik modern ke dalam aransemen musik samrah. Namun demikian, Dimas tetap mempertahankan hal-hal pokok (pakem) yang berlaku di musik Samrah, baik dari segi komposisi, maupun jenis lagunya. Dengan langkah-langkah itu, usaha pelestarian dan pengembangan musik samrah di Sanggar Pelangi dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Sanggar Pelangi yang dikola Dimas tentu dapat menjadi acuan dan contoh dalam pengembangan musik-musik tradisi lainnya di Indonesia. Wawancara lengkap perwakilan RIPKM IKJ dapat disaksikan melalui tautan berikut:
https://drive.google.com/file/d/1zFDD5cW7j5m6pxqCyJ8C7EieZuZeNKiS/view?usp=sharing